Ketika seorang pemain melakukan kesalahan dalam mengontrol bola pada sebuah pertandingan, hal itu jelas merupakan sebuah hal lumrah. Meskipun sedari kecil mereka sudah belajar bagaimana cara mengontrol bola dengan benar, namun hal itu hanya mengurangi presentase kemungkinan munculnya kesalahan di lapangan dan tidak berarti meniadakan sama sekali hal itu.
Kesalahan kemudian menjadi sebuah masalah besar ketika kesalahan tersebut berkaitan erat dengan hasil akhir sebuah pertandingan dan inilah yang dialami oleh Steven Gerrard, kapten Liverpool yang begitu dipuja dan dikagumi oleh banyak orang di seluruh dunia.
Pertandingan Liverpool versus Chelsea sudah memasuki penghujung babak pertama saat Mamadou Sakho menguasai bola di sisi kiri dekat garis tengah lapangan. Sakho kemudian mengirim umpan kepada Gerrard yang berada di sebelah kanannya. Umpannya biasa, normal, dan tidak deras. Namun Gerrard tidak mengontrol bola yang datang dengan tepat. Bola bergulir sedikit dari kakinya namun masih bisa dijangkau. Gerrard melihat Demba Ba datang. Ia berupaya mengejar bola yang bergulir. Gerrard terpeleset dan Demba Ba mendapat bola tersebut. Demba Ba terus melaju ke gawang Liverpool dan dengan mudah menceploskan bola. 1-0 untuk Chelsea.
Usai gol Ba, permainan Liverpool tak lagi sama seperti di awal hingga pengujung babak pertama. Mereka jelas terlihat terburu-buru untuk bisa secepatnya menyamakan kedudukan. Hal itu kemudian malah berbuah gol kedua Chelsea yang hadir lewat serangan balik saat semua pemain Liverpool tak lagi fokus menjaga area pertahanan.
Liverpool masih di puncak klasemen dan peluang untuk meraih gelar juara Premier League belum sirna sepenuhnya. Namun kaki Liverpool ketika mereka berdiri saat ini jelas tak sekuat dan sekokoh pekan-pekan sebelumnya. Manchester City yang hanya tertinggal tiga angka namun menyisakan satu pertandingan lebih banyak yang berarti mereka bisa menyamai perolehan angka Liverpool nantinya. Jika di akhir musim nilai kedua tim ini sama, maka selisih gol akan menjadi penentuan tim mana yang berhak merengkuh trofi Premier League. Dengan dua laga tersisa di tangan, Liverpool saat ini masih tertinggal defisit delapan gol dari City, jelas sebuah selisih yang terbilang besar.
Kembali ke Gerrard, pria berusia 33 tahun ini benar-benar merupakan sosok seorang Liverpool sejati. Sejak usia anak-anak Gerrard sudah berada di Akademi Liverpool dan mulai menembus tim senior ketika berusia 18 tahun. Meski saat itu Michael Owen yang berusia beberapa bulan lebih tua darinya lebih dulu menarik perhatian, namun sinar kebintangan Gerrard pun perlahan tetap semakin kuat memancar.
Tahun demi tahun, peran Gerrard dalam tim Liverpool pun semakin vital. Ban kapten Liverpool pun mulai melingkar di lengannya sejak tahun 2003. Berbagai trofi pun sudah ia menangi bersama Liverpool, mulai dari Piala FA, Piala Liga, Piala UEFA, Liga Champions, hingga Piala Super Eropa sudah pernah digenggamnya. Satu hal yang belum pernah dirasakan Gerrard adalah merasakan manisnya titel juara liga, dimana Liverpool sendiri belum pernah merasakannya sejak Liga Inggris memasuki era Premier League pada musim 1992-1993.
Bagi pendukung Liverpool, jelas bahwa titel Premier League sudah menjadi sesuatu yang sudah amat lama mereka dambakan dan mereka impikan. Sementara bagi orang-orang di luar pendukung Liverpool, banyak pula yang merestui Liverpool menjadi juara Premier League musim ini dan kebanyakan mereka memegang argumen dan alasan bahwa loyalitas dan dedikasi Gerrard pantas diganjar oleh paling tidak satu gelar Premier League dalam perjalanan karirnya.
Semua tampak lancar pada beberapa minggu terakhir sampai akhirnya Gerrard melakukan kesalahan yang mengakibatkan presentase peluang juara Liverpool mengecil dibandingkan sebelumnya. Tangis bahagia dan penuh kelegaan yang terpancar dari wajah Gerrard usai Liverpool mengalahkan City beberapa pekan sebelumnya berganti dengan ekspresi sedih ketika pertandingan Liverpool versus Chelsea berakhir.
Kans Liverpool untuk menjadi juara belumlah tamat, namun andaikata musim ini bukan milik mereka, maka bisa jadi kesalahan inilah yang akan diingat Gerrard sepanjang hayat.
-Putra Permata Tegar Idaman-