“Lee Chong Wei itu hebat. Pemain Malaysia lainnya tidak.”
Kalimat itulah yang diucapkan oleh seorang supir taksi di Malaysia saat penulis berkesempatan mengunjungi negara tersebut beberapa waktu lalu. Dari gayanya berbicara setelah itu, terlihat jelas bahwa pria tersebut mengikuti jelas perkembangan bulu tangkis di negerinya dan dunia secara global.
Menurutnya, kemunduran bulu tangkis Malaysia tidak lepas karena banyak pemain yang merasa tinggi hati dan cepat puas saat karir mereka mulai menanjak. Alhasil, mereka tidak benar-benar menjadi pemain bintang.
Dan sosok Lee Chong Wei inilah yang merupakan pengecualian dari sudut pandang si supir taksi tersebut. Dalam pendapatnya, semua pemain bulu tangkis di Malaysia sepatutnya meniru tingkah dan perilaku Lee Chong Wei. Meskipun Lee Chong Wei sudah lama menjadi pemain papan atas dunia, namun dia tidak pernah sombong dan berpuas diri. Ia selalu berlatih keras dan performa konsisten adalah hasil dan buah jerih payahnya selama ini.
Bagaimana besarnya kharisma Lee Chong Wei bisa dilihat dari banyaknya dukungan yang mengalir padanya saat bermain. Di Cina, walaupun ia adalah musuh besar Lin Dan, Lee Chong Wei tetap mendapat applause meriah di sana. Di Indonesia pun, tempat dimana rivalitas Malaysia-Indonesia terasa atmosfernya, Lee Chong Wei pun masih banyak mendapatkan dukungan saat turun bermain. Sungguh pemandangan langka dimana tidak semua pemain Malaysia bisa mendapatkannya.
Tidak hanya di dalam lapangan, di luar lapangan pun sosok Lee Chong Wei benar-benar merupakan sosok yang membumi. Di tiap perjumpaan dengan media, Lee Chong Wei selalu ramah dalam meladeni tiap pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Lee Chong Wei adalah gambaran sosok yang nyaris ideal. Ia mampu berada di papan atas tunggal putra selama satu dekade dan meraih banyak gelar juara sepanjang karirnya. Di usianya yang sudah melewati 30 tahun, ia masih sulit untuk ditaklukkan. Mengalahkan Lee Chong Wei atau bahkan sekedar bermain imbang melawan dirinya masih menjadi cita-cita banyak pebulu tangkis muda di dunia ini.
Satu-satunya celah yang mungkin membuatnya disebut ‘nyaris ideal’ adalah lantaran ia belum pernah mengecap manisnya gelar Olimpiade dan juara dunia di antara puluhan gelar super series yang sudah dimenanginya, tak seperti dua rivalnya Taufik Hidayat dan Lin Dan yang sudah mampu melakukannya.
Meski demikian hal itu tidak lantas membuat kekaguman pada Lee Chong Wei menjadi surut. Ia tetap dipuja diidolakan oleh banyak anak kecil di dunia ini. Sosoknya merupakan cerminan bagi banyak orang untuk lebih termotivasi menjalani hidup ini. Gelar Dato pun didapat oleh Lee Chong Wei sebagai bentuk pengakuan negara terhadapnya
Sampai akhirnya, sebuah kabar mengejutkan itu datang sebulan lalu. Lee Chong Wei gagal dalam tes doping acak pada sampel A miliknya dan ternyata sampel B miliknya yang diuji pada pekan lalu tetap menunjukkan bahwa dalam diri Lee Chong Wei terdapat kandungan zat terlarang bernama dexamethasone.
———————
Berbalik ke belakang sejenak, pada era 2000-an terdapat sebuah sosok fenomenal dalam dunia olahraga balap sepeda bernama Lance Armstrong. Pria asal Amerika Serikat ini tujuh kali beruntun memenangi Tour de France, sebuah balapan sepeda jalan raya paling populer di dunia ini dalam periode 1999-2005.
Itu adalah kali pertama ada seorang pembalap sepeda yang mampu menjadi juara Tour de France selama tujuh tahun beruntun. Catatan itu semakin fenomenal melihat bagaimana latar belakang Lance Armstrong yang merupakan penderita kanker.
Kesuksesan Lance Armstrong menaklukkan kanker dan kemudian menjuarai Tour de France selama tujuh tahun beruntun adalah salah satu kisah fenomenal yang ada di dunia ini. Seorang biasa yang mampu survive dari kanker saja sudah merupakan seorang yang luar biasa hebatnya, apalagi jika seorang yang pernah divonis kanker testis stadium tiga mampu selamat dan kemudian menjadi juara Tour de France tujuh kali beruntun tentu merupakan seorang yang sangat luar biasa hebatnya.
Kesuksesan dan semangat juang Lance Armstrong benar-benar memotivasi banyak orang untuk tidak terus terpuruk dalam hidupnya. Jika Lance Armstrong saja mampu memenangi Tour de France, maka seharusnya semua orang punya kemungkinan untuk melawan ketidakmungkinan. Lance Armstrong benar-benar tokoh yang mampu membuat perubahan besar. Yayasan Amal miliknya Livestrong Foundation pun kebanjiran donatur. Semua membuka mata dan peduli terhadap gebrakan besar yang tengah dilakukan Armstrong pada dunia ini.
Namun cerita manis itu kemudian menjadi sebuah cerita yang menyakitkan hati bagi banyak orang. Bertahun-tahun setelah masa kejayaannya berlalu, USADA (Badan Anti Doping Amerika Serikat) menegaskan bahwa Lance Armstrong positif menggunakan doping dan mempublikasikan temuan-temuan baru mereka terkait hal ini pada tahun 2012 lalu.
Doping Lance Armstrong bukan cerita baru. Sepanjang karirnya, Lance Armstrong sering dikait-kaitkan dengan doping. Banyak kesaksian pembalap sepeda rekan setimnya dan juga para rivalnya yang menyebut Lance Armstrong melakukan doping. Namun semua itu terbantah karena Lance Armstrong tidak pernah terbukti positif doping dalam tiap tes yang dilakukan. Publik dunia makin bersimpati dan mendukung Lance Armstrong karena menganggap semua tudingan itu merupakan tudingan tak beralasan.
Untuk kasus 2012, masih banyak pihak yang berada di kubu Lance Armstrong. Mereka terus menyerang USADA, UCI, dan WADA yang dianggap mencoba merusak citra hebat Lance Armstrong. Keyakinan para fans dan pengagum Lance Armstrong itu terus bertahan sampai akhirnya Lance Armstrong buka suara di awal tahun 2013 dengan mengakui bahwa dirinya memang menggunakan zat doping sepanjang karirnya. Dia meminta maaf kepada publik dunia atas apa yang telah ia lakukan selama ini.
———————
Saat seseorang menjadi atlet, dia harus bisa menyadari bahwa dia berdiri di panggung itu bukan hanya untuk dirinya sendiri. Seperti halnya ilmuwan, seorang atlet bisa membuat perubahan besar pada dunia ini lewat torehan prestasi atau rekor yang telah dibuatnya.
Keberhasilan seorang atlet bisa menginspirasi banyak orang untuk bangkit dari keterpurukan dan berubah menjadi lebih baik. Pada pundak tiap atlet, banyak dititipkan mimpi-mimpi orang lain dalam hidupnya. Tak perlu dirinya sendiri yang mencapainya, banyak orang yang akan dengan sangat gembira jika atlet idolanya sukses mengukir prestasi yang luar biasa.
Atlet memang bukan sosok sempurna dimana tetap ada celah-celah kesalahan dalam tiap langkahnya. Namun untuk kategori doping, tentunya hal ini termasuk pelanggaran berat karena mencederai semangat sportivitas dan fair play. Banyak wajah yang akan kecewa dan berpaling jika atlet pujaannya ternyata berbuat curang untuk bisa mewujudkan mimpinya dan juga mimpi mereka.
Namun kasus doping sendiri tidak semudah menebak warna hitam dan putih di depan mata. Banyak hal yang bercampur di dalamnya dan terbagi dalam beberapa hal mulai dari kesengajaan, keteledoran, hingga ketidaktahuan.
Untuk kasus Lee Chong Wei, dalam tubuhnya ditemukan zat dexamethasone yang masuk dalam kategori steroid. Dengan terbukti positinya sampel A dan sampel B milik Lee Chong Wei, maka bisa dipastikan bahwa zat tersebut ada dalam jumlah yang banyak dalam tubuh pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut.
Namun meski demikian, hitam-putih atas hal ini tetaplah belum jelas. Proses sidang atas kasus ini masih akan berlangsung. Kini, Lee Chong Wei ditunggu proses hearing atau pembelaan atas hasil tes yang menyatakan bahwa dalam kandungan tubuhnya terdapat zat doping.
Dari cerita Lee Chong Wei dan analisa BWF ini nantinya titik terang atas kasus ini akan semakin terlihat. Apakah Lee Chong Wei benar-benar dengan sengaja dan sadar menggunakan zat doping untuk mempertahankan performanya ataukah zat tersebut masuk ke dalam tubuhnya karena sebuah proses pengobatan terhadap Lee Chong Wei dalam beberapa bulan terakhir atau ada hal-hal lainnya di luar itu.
Sulit bagi sang atlet untuk mengelabui tim anti-doping karena hal itu berkaitan dengan zat-zat yang sudah barang tentu bukan merupakan ranah keahlian atlet. Akan ada ketidakcocokan alur nantinya jika seorang atlet coba memaksakan alibi yang tidak pernah benar-benar ia alami.
Entah bagaimana akhir dari cerita ini, tapi yang pasti akan banyak raut wajah kecewa dan hati yang terluka jika memang kemungkinan terburuk dari kasus Lee Chong Wei berakhir menjadi fakta. Bukan hanya publik Malaysia, melainkan juga penggemar bulu tangkis dunia. Karena seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, di pundak atlet, disematkan mimpi-mimpi banyak orang dan juga sebuah kepercayaan.
-Putra Permata Tegar Idaman-